HOT!Pengobatan Penyakit Kronis Tanpa Tindakan InvasifKlik Disini

Hasan Al-banna Sang Reformis Sejati

Hasan Al-banna Sang Reformis SejatiHasan Al-Banna tumbuh besar di kota Delta Mesir, Mahmudiah. Ayahnya selain tukang reparasi jam, juga seorang ulama seperti lazimnya masyarakat Mesir. Hasan Al-Banna mengikuti jejak ayahnya. Hasan Al-Banna belajar mereparasi jam dan mendapat pendidikan agama mulai pada tingkat dasar. Pada usia dua belas tahun Hasan Al-Banna masuk sekolah dasar negeri. Pada waktu ini juga ia masuk sebuah kelompok Islam, Himpunan Perilaku Bermoral. Himpunan ini mewajibkan anggota mengikuti moralitas Islam dengan seksama dan menjatuhkan hukuman pada yang melanggar. Hasan Al-Banna kemudian ikut kelompok serupa, Himpunan Pencegah Kemungkaran. Himpunan ini menekankan agar menjalankan ritual dan moralitas Islam sepenuhnya dan mengirimkan surat ancaman kepada yang ketahuan melanggar standar Islam.

Hubungan Hasan Al-Banna yang paling berpengaruh adalah dengan Tarekat Sufi Hasafiyah. Hasan Al-Banna bergabung dengan tarekat ini ketika berusia 13 tahun. Tarekat berwawasan syariat ini menarik dirinya karena tarekat ini berpegang teguh pada kitab suci dalam ritual dan upacaranya. Hasafiyah melarang lelaki mengenakan emas, menyuruh wanita mengenakan jilbab, dan menekankan perilaku dan kata-kata yang dibenarkan kitab suci ketika berziarah ke makam Hasan Al-Banna menjadi sekretaris himpunan amal tarekat ini, yang berupaya memperbarui moralitas masyarakat dan memerangi pengaruh misionaris Kristen dengan membantu anak yatim. Sebagai anak muda, Hasan Al-Banna aktif berupaya secara pribadi menjunjung tinggi standar Islam, dan menerapkan pada orang lain. Dia memadukan komitmen pribadinya dengan kecenderungan ikut kelompok yang bersentimen sama dengan dirinya.

Pada tahun 1923 Hasan Al-Banna pergi ke Kairo, untuk masuk Daar Al-Ulum, Sekolah Tinggi Guru Mesir. Setelah tiba di Ibukota Mesir, dia masuk tarekat Hasafiyah cabang setempat. Selama lima tahun di Kairo, ia melihat iklim politik Mesir yang hidup, dimana dua partai politik terkemuka selalu cekcok, yang bahkan lebih penting adalah ia langsung mengalami westerinisasi kultur Mesir, yang ia samakan dengan ateisme dan ke-abmoral. Seperti banyak muslim. Lainnya ia sangat prihatin melihat Mustafa Kamal Ataturk menghapus kekhalifahan dan program Kamal mensekulerkan Turki. Gerakan dimesir yang menghadirkan universitas negeri sekuler pada tahun 1925, dalam pandangan Hasan Al-Banna bisa jadi merupakan langkah pertama meniru Turki mencampakkan Islam. Dia juga memandang dengan prihatin bajir artikel di koran dan buku yang mempromosikan nilai sekuler Barat.

Hasan Al-Banna menemukan orang yang sependapat di Daar Al-Ulum, Al-Azhar, Sekolah Tinggi Hukum dan Perpustakaan Salafiyah. Salah satu kenalan barunya adalah ulama Al-Azhar, syeikh Yusuf Ad-Dijwi yang mendirikan organisasi yang dimaksudkan untuk kebangkitan Islam menurut riwayat hidup Hasan Al-Banna, Dijwi menyadari bahwa organisasinya telah gagal, dan bahwa ulama Al-Azhar ternyata tidak mampu membendung pasang kultur Barat. Kepada Hasan Al-Banna ia mengatakan bahwa keselamatan individu hanya dapat diharapkan dengan berpegang pada Islam. Anak muda ini menolak sikap mengundurkan diri ini, dan mendesak Dijwi untuk menggunakan kekuatan massa muslim.

Gagasan pertama Hasan Al-Banna untuk program aksi, melibatkan pembentukan organisasi yang dipimpin ulama yang akan mengilhami kebangkitan Islam. Dia menerima tanggapan simpati dari Muhibbudin Al-Khatib, seorang pembaru suriah yang mengelola perpustakaan Salafiyah, yang menerbitkan jurnal mingguan untuk pembaruan Islam yang bernama Al-Fath, dan ikut mendirikan Asosiasi Pemuda Islam (YMMA) Asosiasi keagamaan ini, yang resminya berdiri pada November Tahun 1927, jelas menggambarkan pembaruan model baru. Hasan Al-Banna mendirikan Asosiasi seperti ini beberapa bulan kemudian, yang bernama Ikhwanul Muslimin.

YMMA berupaya membangkitkan mastarkt muslim lewat kembali ke Islam sejati. Islam seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an. Ini berarti berpegang teguh pada moralitas muslim dan mengasimilasi ilmu modern. Untuk melaksanakan agenda ini, Assosiasi Pemuda Islam (YMMA) mendirikan berbagai sekolah untuk mengajarkan Al-Qur’an dan mensponsori kuliah soal Hadits dan hayat Nabi. Asosiasi Pemuda Islam (YMMA) menyerukan penerapan alkohol, judi dan prostitusi. Asosiasi ini juga menentang penyebaran kultur Barat, khususnya kelemahan moral dan kritik misionaris atas Islam. Asosiasi ini menganjurkan hijab bagi wanita, pengawasan prilaku umum di tempat-tempat rekreasi musim panas dan pembatasan pergaulan antar jenis. Sebagai tujuan jangka panjangnya, Asosiasi Pemuda Islam (YMMA) bermaksud memulihkan kekhalifahan. Gagasan ini juga menjadi bagian dari program Ikhwanul Muslimin.

YMMA juga mengisyaratkan bakal adanya organisasi dan aktivitas Hasan al-Banna. Berbagai peraturan dirumuskan untuk mengatur struktur intern Asosiasi Pemuda Islam (YMMA). Peraturan ini mempersiapkan Majelis Umum yang akan memilih dua belas anggota Dewan Direktur. Untuk menyebarkan visinya, Asosiasi Pemuda Islam (YMMA) membuka berbagai cabang di berbagai kota Mesir, Palestina, Suriah dan Irak. Juga menerbitkan Mingguan dan Bulanan. Asosiasi ini mendorong pembentukan pramuka muslim untuk mempromosikan atletik dan kebugaran jasmani, untuk menunjukkan kekuatan baru muslim. Akhirnya asosiasi ini berharap dapat memberikan sumbangsih untuk perkembangan ekonomi muslim dengan cara merencanakan koperasi dan Bank Islam. Dalam semua hal ini, Asosiasi Pemuda Islam (YMMA) mencerminkan perkembangan mobilisasi asosiasi agama pada tahun 1920-an. Ikhwanul Muslimin kemudian berdiri di atas fondasi yang diletakkan oleh Asosiasi Pemuda Islam (YMMA) dan kelompok aktivitas keagamaan lainnya.

Menjelang akhir ia tinggal di Kairo, pada tahun 1927, Hasan al-Banna menyusun Essai seniornya, dimana ia membandingkan peranan social guru sekolah dengan syeikh sufi. Meski mengungkapkan apresiasi keikhlasan sufi, disiplin dan ibadahnya, Hasan al-Banna menyatakan bahwa keterbatasan pengaruh sufi ini disebabkan karena sufi menarik diri dari masyarakat. Ini memungkinkan guru mempengaruhi masyarakat melalui system pendidikan. Hubungan dengan masyarakat ini menjadikan guru dalam pandangan Hasan al-Banna mengungguli syeikh sufi dan lebih mampu menyerang penyakit fundamental yang menimpa kaum muda Mesir.

Kaum muda menyimpang dari Islam disebabkan pengaruh dari Barat. Dia menyatakan bahwa tujuannya adalah membawa masyarakat Mesir kepada Islam sejati dengan cara mengajar anak di siang hari dan mengadakan kelas, memberikan kuliah dan ceramah di malam hari.

Esei ini dengan jelas mengilustrasikan bagaimana pada Maret tahun 1928, Hasan al-Banna mendirikan Ikhwanul Muslimin dengan tujuan mempromosikan Islam sejati dan meluncurkan perjuangan melawan dominasi asing. Selama empat tahun berikutnya Hasan al-Banna membuka cabang di kota-kota, cabang di zona kanal lainnya dan di Delta Mesir.

Hasan al-Banna menghadapi pilihan bekerja sebagai guru sekolah atau jalan religius dalam tarekat sufi. Meski meninggalkan kerangka institusional tasawuf, namun Hasan al-Banna kemudian memasukkan unsure-unsur pilihan tasawuf ke Ikhwanul Muslimin, seperti patuh pada syeikh, ingat kepada Allah, dengan seksama menunaikan kewajiban agama. Hasan al-Banna tak menolak hubungan pribadi dengan Allah seperti yang diupayakan tasawuf. Hasan al-Banna bahkan menemukan kerangka organisasi baru untuk upaya itu. Setelah lulus dari Dar al-Ulum pada tahun 1927, hasan al-Banna diangkat Kementrian Pendidikan menjadi guru Bahasa Arab untuk sekolah dasar di Ismailiyah yang berlokasi di terusan Suezdan di lokasi Markas Besar Suez Canal Company. Dominasi asing jelas terlihat di Ismailiyah, dimana para manager Eropa perusahaan ini tinggal di bungalouw mewah, sementara orang-orang Mesir tinggal di tempat yang menyedihkan. Perusahaan ini memberikan pelayanan yang diperlukan di kota seperti air, sanitasi dan kesehatan. Tak jauhdari sini ada sebuah kamp militer Inggris. Ini sekali lagi mengingatkan akan kekutan asing.

Hasan al-Banna ingin berbagi visi Islam reformisnya dengan masyarakat Ismailiyah. Hasan al-Banna tak mau terlibat dalam berbagai fraksi keagamaan local. Karena itu ia tak mau berbicara di mesjid. Dia hanya berbicara di tiga kedai kopi utama di kota ini. Ia rutin ke kedai kopi ini untuk memberikan ceramah agama singkat. Dalam riwayat hidupnya, ia mencatat bahwa mulanya orang terkejut menyambut ceramah-ceramahnya. Namun pada akhirnya mereka jadi terbiasa dengan Hasan al-Banna. Segera saja ia punya audience tetap. Beberapa pengikut memintanya memimpin diskusi kelompok yang lebih kecil dan lebih pribadi.

Pada Maret tahun 1928, Hasan al-Banna mendirikan Ikhwanul Muslimin dengan tujuan mempromosikan Islam sejati dan meluncurkan perjuangan melawan dominasi asing. Selama empat tahun berikutnya, Hasan al-Banna membuka cabang di kota-kota, cabang di zona kanal lainnya dan di Delta Mesir. Ketika Mentri Pendidikan memindahkannya ke kairo pada tahun 1932, Ikhwanul Muslimin siap menjadi gerakan nasional. Bersama Hasan al-Banna pusat Ikhwanul Muslimin pindah ke Kairo dan dari sini menyebar ke seluruh Mesir. Organisasi ini bertambah besar dan mengembangkan struktur administrasi yang memungkinkan Hasan al-Banna memegang kendali kuat. Selama sepuluh tahun berikutnya, Ikhwanul Muslimin menerbitkan persnya sendiri, berkalanya sendiri dan program budayanya sendiri.

Ukuran dan pengaruh Ikhwanul Muslimin maupun misi public ambisius Hasan al-Banna membawa Hasan al-Banna terlibat dalam politik nasional. Pada tahun 1936. ia menulis surat untuk raja, perdana menteri, dan penguasa Arab lainnya untuk mendukung mereka mempromosikan tatanan Islam. Dua tahun kemudian, Hasan al-Banna menyeru raja untuk membubarkan partai-partai politik di Mesir karena partai-partai itu korupsi dan berdampak memecah belah Negara. Setelah perang, Ikhwanul Muslimin berperan penting dalam kampanye yang dilancarkan berbagai kelompok di Mesir, menentang penduduk Inggris. Mereka juga melakukan taktik yang kian sengit terhadap musuh Mesir. Pada Desember tahun 1948, seorang anggota Ikhwanul Muslimin membunuh Perdana Menteri. Pihak berwewenang Mesir menyerang balik. Beberapa polisi rahasia membunuh Hasan al-Banna pada 12 Februari 1948.

Wallaahu a’lam..
Hasan Al-banna Sang Reformis Sejati Hasan Al-banna Sang Reformis Sejati Reviewed by Ukaweb ID on Desember 22, 2008 Rating: 5

1 komentar:

  1. ALLAH BERADA DI BUMI MENJELANG KIAMAT!!!!

    Tenang-tenangkan diri...
    Sila layari manatuhanallah.wordpress.com/

    Setelah layari, sila buat aduan kpd jabatan agama atau pihak berwajib sebelum membuat sebarang penilaian…

    - Terima Kasih

    Krulayar

    BalasHapus

Pengobatan Klinik CMI Hospital - Kanker Jantung Ginjal Diabetes
Diberdayakan oleh Blogger.